Wisata Lengkap! Dago Pakar Punya Curug Hingga Gua Belanda
Wisata Lengkap! Dago Pakar Punya Curug Hingga Gua Belanda
![]() |
Gua Belanda |
Ujwarfirdaus.com – Saat mendengar
nama Dago Pakar dari teman, saya langsung nyeletuk, “Berarti dago pakar itu
banyak pakarnya ya? Pakar mikro ekspresi, pakar telematika, terus pakar
apalagi?” Mendengar celetukan itu, teman saya tertawa. Dasar random! Saya
memang sebuta itu soal tempat tersebut. Belum pernah saya menyinggahi Dago
Pakar. Sampai kemudian, saya bisa membayangkan tentang Dago Pakar setelah
sampai di sana pada suatu hari.
Dago Pakar adalah sebutan tempat
wisata untuk Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda. Di dalam taman hutan itu ada
berbagai tempat yang bisa kita kunjungi. Dari mulai Curug, Gua Jepang, Gua
Belanda, tempat penangkaran rusa, dan masih banyak tempat yang bisa didatangi.
Di Dago Pakar, kita seperti seorang petualang yang akan menyinggahi berbagai
tempat menarik. Sebab dari satu tempat ke tempat lainnya itu memiliki jarak
yang cukup jauh. Kalau melihat dari beberapa panah yang ada di lokasi, jarak
keseluruhan dari tempat awal mungkin sampai 7 kilometer. Cukup jauh kan? Tapi
meski begitu, saya sangat puas bisa datang ke Dago Pakar. Pengen tahu
alasannya? Mari saya ceritakan.
TIKET MASUK DAGO PAKAR DAN LOKASINYA
Untuk tiket masuk ke area Dago
Pakar, pengunjung cukup mengeluarkan uang 12.000 dan parkir motor sebesar
5.000. Setelah itu, pengunjung tinggal masuk ke area hutan raya, kemudian
memilih tempat yang ingin dikunjungi. Lokasi sendiri berada di Ciburial,
Kecamatan Cimenyan, Kab. Bandung. Nah, saya datang melewati daerah Dago. Kalau
kamu dari Lembang, bisa pula lho datang ke Dago Pakar dari Maribaya, Lembang.
GUA BELANDA, DAGO PAKAR BANDUNG
![]() |
Dokumen Pribadi |
Saya dan teman masuk ke area
hutan yang memiliki jalanan lebar beraspal. Di kanan kirinya terdapat
warung-warung yang bisa kita datangi jika ingin membeli sesuatu. Yang paling
menonjol dari area ini, tentu saja pepohonan yang rapat dan rindang. Namanya
juga hutan raya, ya? Baru, setelah sekitar 10 menit berjalan, saya sampai di
destinasi pertama, Gua Belanda.
Saya masuk ke gua ini. Di dalam,
ada beberapa kelompok wisatawan sedang diberi informasi oleh guide tentang
sejarah gua, dan lain sebagainya. Buat kalian yang mungkin berniat datang ke
sini, kalian juga bisa banget sewa guide untuk tahu sejarah lebih dalam. Kalau
saya, kebetulan saya tidak menggunakan jasa giude karena memang rencananya
hanya jalan-jalan saja.
Terus, di dalam gua Belanda itu
kayak gimana?
Gua ini lebih mirip seperti
terowongan. Di kanan kirinya ada semacam kamar-kamar. Kemudian di jalan utama
ada bekas rel yang terbuat dari besi. Jujur, vibes-nya menakutkan. Lembab juga.
Kalau masuk ke gua ini sendirian, saya pasti nggak berani. Ya, untungnya saya
dateng bareng teman. Kemudian ada pula wisatawan lain, jadi guanya termasuk
ramai.
Ngomong-ngomong, saya sampai cari
tahu soal Gua Belanda di google karena buta tentang informasi gua tersebut.
Ternyata, Gua Belanda ini bukan gua alami. Melainkan gua buatan yang dibangun
pada tahun 1906 oleh Belanda. Tujuannya tak lain untuk mendukung pembangunan
pembangkit listrik tenaga air dari Sungai Cikapundung (noice.id).
MENGUNJUNGI PENANGKARAN RUSA, DAGO PAKAR
Perjalanan di Gua Belanda hanya
berkisar 5 menit saja. Setelahnya, saya dan teman keluar di ujung gua yang
otomatis mengantarkan saya langsung ke jalan lain. Dan ya, tujuan saya
selanjutnya adalah .... Penangkaran rusa. Jujur, saya itu sangat ingin
berkunjung ke Ranca Upas Ciwidey karena ada rusanya. Sayang, saya belum
berkesempatan datang ke sana. Nah, karena di Dago Pakar ternyata ada penangkaran
rusa juga, saya sangat bersemangat untuk mendatanginya. Teman saya sampai
terheran-heran karena langkah saya cukup cepat. Padahal saya memakai sepatu
yang sebenarnya tidak cocok untuk perjalanan seperti itu.
![]() |
Penangkaran Rusa Tahura |
Ngomong-ngomong soal sepatu,
tadinya kan saya kira Dago Pakar itu memang taman biasa, itu sebabnya saya
memakai sepatu yang biasa saya pakai untuk main di perkotaan. Tapi eh, ternyata
banyak tempat yang mengharuskan saya untuk hiking. Jadi ya, penggunaan sepatu
juga harus diperhatikan kalau kamu mau ke sini. Jangan sampai seperti saya yang
sakit telapak kaki setelah pulang dari Dago Pakar.
Singkat cerita, saya dan sahabat
sampai di area penangkaran rusa. Lokasinya cukup luas. Penangkaran ini
dikelilingi tebing dengan pohon rindang. Sangat indah. Namun, hanya ada
beberapa rusa. Saya kira banyak gitu. Tapi meskipun begitu, saya senang,
akhirnya selama hidup, saya bisa melihat rusa di hadapan saya langsung (kasihan
banget yaaa). Oh iya, di tempat ini juga terdapat bangku-bangku di pinggir
lapangan penangkaran yang bisa dijadikan tempat beristirahat sebelum melaju ke
tempat lain. Jika ingin memberi makan rusa dengan wortel, ada pula yang
menyediakan makanan rusa.
![]() |
Dokumen Pribadi |
INDAHNYA CURUG CIOMAS, DAGO PAKAR
Setelah puas-puasin melihat rusa,
saya dan teman melanjutkan perjalanan sekitar 3-5 kilo ke atas sana untuk
menuju Curug Ciomas. Salah satu curug terkenal di Dago Pakar. Tadinya saya
mengajak teman untuk pulang karena sudah sore. Sudah mendung pula. Tapi kata teman
saya, sayang banget kalau tidak datang ke curug tersebut. Akhirnya, kami
melanjutkan perjalanan.
Jujur, perjalanan ini seru banget.
Cocok buat orang-orang yang mau hiking dengan medan yang tidak sulit, juga
jalanan lebar yang sebagian besar sudah dilapisi beton. Maka dari itu, kita harus
sedia air karena memang perjalanannya menguras cukup tenaga. Apalagi untuk saya
dan teman karena memang tidak prepare sama sekali. Kami memakai pakaian seperti
akan nongkrong di cafe, bahkan minuman pun beli di jalan. Ya, untungnya penjual
makanan atau minuman memang berjejer di sini.
Setelah sekitar 30 menit
berjalan, akhirnya sampai di Curug Ciomas. Curugnya agak keruh, mungkin karena
di dataran yang lebih tingginya sudah turun hujan? Aku kurang tahu. Tapi, di
sekitar curug terlihat indah dan bersih. Ciri khas tempat ini, monyet masih
berkeliaran. Hal itulah yang membuat lingkungan terasa masih alami.
Selain itu, banyak pedagang pula.
Dari mulai nasi, bakso, hingga gorengan. Saya dan teman juga membeli sepiring
gorengan sebagai reward karena telah
berhasil sampai Curug ini. Yang bikin happy, ibu penjual gorengannya super
ramah. Harga pun sesuai kantong. Nggak akan boncos kalau beli makanan di sini.
Ini adalah posisi wenak saya dan
teman. Duduk di papan beralas tikar zaman dahulu. Sambil merasakan sejuknya
suasana di sini, kami makan nasi kuning yang saya beli dari dekat kosan, plus
gorengan yang dibeli di sini. Rasanya luar biasa nikmat.
![]() |
Dokumen Pribadi |
Cukup lama kami di sini.
Foto-foto dulu. Berkeliling dulu. Sampai kemudian, sekitar pukul 2 sore, kami
memutuskan untuk pulang. Takut hujan karena memang sudah gelap.
![]() |
Dokumen Pribadi |
KESAN BERKUNJUNG KE DAGO PAKAR
Satu kata sih buat Dago Pakar.
PUASSSS! Ya, karena di Dago Pakar, saya bisa mengunjungi banyak tempat. Bahkan,
sebenarnya masih banyak tempat yang belum kami kunjungi. Ada Curug Lalay, Gua
Jepang, dan lain-lain. Sayang, karena waktu sudah sore dan kaki saya terasa
sakit, akhirnya kami memutuskan pulang.
![]() |
Dokumen Pribadi |
Sekadar tips untuk kamu yang mau
datang ke Dago Pakar. Mending datanganya pagi biar bisa eksplore banyak hal. Jangan
kayak saya yang datang jam sepuluh, jadi tidak semua tempat bisa terjajal. Oh
iya, jangan lupa pakai pakaian ringan yang bisa cepat menyerap keringat ya biar
lebih enjoy. Bawa pula persediaan air dan makanan. Karena dua hal itu akan
sangat dibutuhkan.
![]() |
Pas mau pulang foto dulu di pinggir sungai |
Oh iya, sepanjang perjalanan, ada
beberapa pengamen. Ini pertama kalinya juga sih, saya lihat pengamen sampai di
hutan. Maka buat kamu yang mau berbagi dan mengapresiasi, mungkin bisa membawa
uang pecahan kecil untuk teman-teman musisi tadi.
So, yeah, itu cerita saya
mengunjungi Dago Pakar. Di antara teman-teman semua, ada yang berencana datang
ke Bandung? Mungkin Dago Pakar bisa jadi
salah satu alternatif wisata buat kamu kunjungi.
*Bandung, 29 April 2023
Posting Komentar untuk "Wisata Lengkap! Dago Pakar Punya Curug Hingga Gua Belanda"